Sebuah proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh guru. Sukses tidaknya ketercapaian kompetensi tergantung bagaimana guru mengemas pembelajaran itu sendiri. Kurikulum 2013 menghendaki siswa untuk lebih berpikir saintifik. Guru tidak hanya melakukan transfer pengetahuan, namun bagaimana guru mampu mengantarkan siswa pada proses bernalar yang baik. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang dapat mengarahkan siswa pada proses bernalar secara mandiri tanpa memberikan secara langsung petunjuk atau jawaban dari suatu permasalahan. Hal ini bisa dilakukan salah satunya dengan menguasai teknik bertanya secara efektif.
Ada beberapa tujuan bertanya dari guru kepada siswa yaitu:
Ada beberapa tujuan bertanya dari guru kepada siswa yaitu:
- Menelaah dan merangkum pembelajaran sebelumnya. Ini dimaksudkan agar siswa bisa mengaitkan antar materi pelajaran karena dalam pembelajaran, hubungan antar konsep sangatlah penting.
- Mendorong atau melibatkan siswa berpikir matematis/logis
- Menilai kesiapan siswa, bukan hanya kesiapan secara fisik tapi juga kesiapan berpikir.
- Mengecek pekerjaan rumah atau tugas kelas dan pemahaman siswa agar guru bisa bersikap adil dalam penilaian.
- Memfokuskan perhatian siswa pada materi tertentu
- Menilai ketercapaian tujuan pembelajaran atau sebagai asesmen formatif. Untuk tujuan ini akan lebih baik dilakukan secara tertulis karena bisa menjangkau setiap siswa dan bersifat individual.
- Mendiagnosa kesulitan siswa
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap inkuiri
- Memancing siswa untuk mengemukakan pendapatnya sendiri
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa mendengar penjelasan yang berbeda-beda dari siswa lainnya
- Membantu guru menentukan laju pelajarannya dan untuk mengendalikan perilaku siswa
1. Menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan.
2. Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended
3. Memungkinkan jawaban yang beragam.
4. Memungkinkan siswa mengambil makna dari proses menjawab pertanyaan tersebut.
5. Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan siswa.
Pertanyaan yang efektif sangat membantu siswa untuk terlibat aktif dalam merespon pembelajaran. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pilihan merupakan umpan balik yang berguna bagi guru. Jadi melalui pertanyaan, guru dapat mengawali suatu percakapan untuk menggali lebih dalam pengetahuan siswa, saling bertukar pikiran, dan mengantarkannya kepada cara bernalar yang diinginkan. Agar hal tersebut dapat tercapai maka pertanyaan harus bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open ended.
Pertanyaan yang open ended dapat menggugah minat siswa untuk menjawab, memberikan ruang berpikir/bernalar yang luas dan tidak membatasi kreatifitas siswa. Artinya ketika menjawab pertanyaan tersebut siswa bisa berbahasa dengan kalimatnya sendiri dan bukan membacakan jawaban dari buku cetak atau sejenisnya.
Contoh pertanyaan efektif yaitu pertanyaan yang menggunakan kata tanya ‘mengapa atau bagaimana’. Pertanyaan ‘mengapa atau bagaimana’ menuntut siswa untuk berpikir secara luas agar dapat menjelaskan dan menuangkan idenya atas jawaban pertanyaan tersebut. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang hanya menuntun siswa pada satu jawaban, atau juga jawaban dengan 2 pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’ dan sejenisnya.
Pertanyaan yang efektif sangat membantu siswa untuk terlibat aktif dalam merespon pembelajaran. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pilihan merupakan umpan balik yang berguna bagi guru. Jadi melalui pertanyaan, guru dapat mengawali suatu percakapan untuk menggali lebih dalam pengetahuan siswa, saling bertukar pikiran, dan mengantarkannya kepada cara bernalar yang diinginkan. Agar hal tersebut dapat tercapai maka pertanyaan harus bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open ended.
Pertanyaan yang open ended dapat menggugah minat siswa untuk menjawab, memberikan ruang berpikir/bernalar yang luas dan tidak membatasi kreatifitas siswa. Artinya ketika menjawab pertanyaan tersebut siswa bisa berbahasa dengan kalimatnya sendiri dan bukan membacakan jawaban dari buku cetak atau sejenisnya.
Contoh pertanyaan efektif yaitu pertanyaan yang menggunakan kata tanya ‘mengapa atau bagaimana’. Pertanyaan ‘mengapa atau bagaimana’ menuntut siswa untuk berpikir secara luas agar dapat menjelaskan dan menuangkan idenya atas jawaban pertanyaan tersebut. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang hanya menuntun siswa pada satu jawaban, atau juga jawaban dengan 2 pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’ dan sejenisnya.