Kita seringkali mengeluh tentang kondisi kelas yang kita ajar, tentang respon siswa saat pembelajaran, kedisiplinan dan antusiasme mereka. Apakah segala permasalahan yang terjadi pada siswa adalah karena kesalahan dan kurangnya pemahaman mereka tentang bagaimana menjadi pelajar ideal? Pernahkah guru melihat dan mengevaluasi tentang serangkaian proses pembelajaran yang diberikan sehingga kita layak menuntut atau seolah menyalahkan siswa? Ulasan berikut akan memberikan pemahaman baru tentang bagaimana membangun kepercayaan dan rasa puas dalam pembelajaran melalui kesepakatan kelas.
Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan siswa bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas berisi harapan guru terhadap siswa dan sebaliknya. Kesepakatan ini disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan siswa melalui proses diskusi dan musyawarah mufakat. Kesepakatan yang disusun tidak perlu terlalu banyak agar siswa mudah mengingat dan fokus terhadap apa yang harus dilakukan. Idealnya cukup menyusun 4 – 8 aturan untuk setiap kesepakatan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita akan membuat kesepakatan kelas. Gunakan bahasa positif yang mudah dipahami dan dapat langsung dilakukan. Kesepakatan dapat diperbaiki dan dikembangkan secara berkala, seperti setiap awal semester. Kesepakatan dapat ditulis, digambar, atau disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh siswa. Strategi lain adalah dengan mencetaknya di setiap buku laporan kegiatan siswa agar terbangun komunikasi yang baik antara orang tua dan pihak sekolah.
Berikut salah satu cara penyusunan kesepakatan kelas:
- Guru memberikan pemahaman tentang disiplin positif kepada siswa bahwasanya untuk mencapai kelas yang ideal dan kondusif perlu kolaborasi dari seluruh pihak di kelas.
- Guru meminta siswa menyampaikan ide tentang nilai-nilai yang akan disepakati. Hal ini bisa dilakukan secara lisan atau tulisan.
- Guru memilah dan mengeliminasi ide yang mirip atau serupa, melakukan penyederhanaan bahasa agar mudah dipahami dan tepat sasasaran.
- Guru menuliskan ide-ide yang terpilih. Jika ternyata melebihi dari 8 aturan maka guru dan siswa bersekatan untuk memilih sesuai prioritas bersama.
- Setelah disepakati bersama, kesepakatan kelas ditulis oleh masing-masing siswa di buku mereka sebagai pengingat.
- Guru membuat poster kesekatan kelas yang selanjutnya dipasang di kelas dan ditanda tangani oleh seluruh siswa.
Mengingat suasana pandemi sekarang ini yang menuntut siswa belajar secara daring, maka penyusunan kesepakatan kelas dapat dilakukan melalui grup WA atau aplikasi lain sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Guru bisa memancing siswa dengan pertanyaan semisal, “Bagaimana kelas impian yang kalian harapkan dari pembelajaran mapel matematika dengan Bu Guru?” Berikan keleluasaan kepada siswa dalam menyampaikan harapan mereka dan konsekuensi apa yang akan mereka lakukan jika melanggar kesepakatan tersebut.
Yang harus diingat bahwa kesepakatan kelas dibuat bukan untuk melegalkan hukuman kepada siswa, namun bagaimana agar siswa memahami konsekuensi atas apa yang telah mereka sepakati sehingga siswa memiliki rasa kepercayaan terhadap guru dan juga kelasnya. Selain itu hendaknya guru mempertimbangkan kemampuan dan kondisi seluruh siswa agar kesepakatan tersebut nantinya tidak membebani satu atau beberapa siswa. Jangan lupa untuk memberikan ruang komunikasi bagi siswa yang merasa keberatan atau terkendala saat melaksanakan kesepakatan yang berlaku sehingga tidak ada pihak yang merasa terpaksa atas kesepakatan yang dibuat.
Seperti yang telah kita ketahui bersama pembelajaran daring memiliki kelemahan terutama dalam hal pengawasan terhadap siswa. Melalui kesepakatan kelas ini diharapkan guru dapat memaksimalkan keaktifan siswa selama pembelajaran dan menjaga semangat mereka untuk terus belajar sehingga terbangun kepercayaan dan rasa puas terhadap aktivitas pembelajaran yang mereka lakukan.
Selamat mengaplikasikan di kelas.